Namun driver proprietary untuk produk AMD/ATI tetap ada. Yaitu FGLRX. Tetapi sayangnya driver ini jarang di update dan seringkali justru menyebabkan masalah. Performanya di X desktop pun bisa dikatakan SANGAT MINUS. Jauh lebih baik jika menggunakan metode software rendering.
...
Adakah alternatif? Tentu ada! Alternatif yang seimbang adalah menggunakan perangkat dengan prosesor grafis dari NVIDIA. Meskipun sang Bapak Linux, Linus Trovalds, beberapa waktu lalu mengacungkan jari tengahnya untuk NVIDIA karena dukungan NVDIA terhadap Linux yang setengah-setengah padahal NVIDIA mengeruk keuntungan dari penjualan produk chip grafis NVIDIA Tegra untuk Android yang notabene berbasis Linux. Tetapi ternyata justru NVIDIA-lah yang dapat bekerja 'out of the box' di atas sistem operasi LINUX. (Lebih layad ketimbang ATI Radeon)
"F*ck you NVDIA!". Umpat Linus Trovalds sembari mengacungkan jari tengahnya.
Dan beruntungnya lagi, jari tengah Pak Linus yang dialamatkan kepada NVIDIA justru berbuah manis. Yaitu dirilisnya driver untuk dukungan NVIDIA Optimus di Linux.
Masalah selanjutnya adalah, sulitnya mencari netbook berprosesor utama dari AMD yang bersanding dengan prosesor grafis dari NVIDIA. Semua produk netbook dengan prosesor grafis NVIDIA yang saya temukan adalah produk yang menggunakan prosesor utama keluaran INTEL. Dimana INTEL mudah-mudahan tidak akan saya beli karena masih andil mendukung dan menyumbang terhadap Israel [3] (mohon maaf jika ada yang tersinggung). Yang artinya juga saya tidak akan mempertimbangkan produk prosesor grafis INTEL GMA dari INTEL.
...
Bongkar EeePC 1015BXO |
Sebagai informasi, merek netbook yang saya pertimbangkan untuk menggantikan ASUS EeePC 1015BXO milik saya yang mulai tidak waras adalah Vaio dari Sony atau Thinkpad Edge dari Lenovo.
- Kenapa SONY Vaio?
Karena SONY Vaio merupakan produk premium yang kemungkinan besar didesain dengan durabilitas tinggi. Dari pengalaman di sekitar juga SONY VAIO relatif awet. Jauh lebih baik berinvestasi lebih mahal untuk penggunaan dengan jangka waktu yang lebih panjang.
- Kenapa LENOVO Thinkpad Edge?
Karena sejak jaman diproduksi IBM, Thinkpad memang ditujukan sebagai perangkat komputer jinjing dengan durabilitas tinggi. Entahlah dengan kualitasnya pasca diakusisi oleh Lenovo. Sebagian orang bilang tetap puas dengan Thinkpad Lenovo, sebagian yang lain justru antipati.
- Kenapa bukan ASUS?
Persepsi saya produk dengan durabilitas tinggi milik ASUS tidak berlaku untuk seri netbook kelas bawah. Persepsi saya diperkuat dengan garansinya yang hanya setahun. Tidak seperti notebook yang 2 tahun.. Dan besar kemungkinan memang 'built quality' ASUS yang akhir-akhir ini menurun. Saya tekankan, pada produk kelas bawah.
- Kenapa bukan ACER?
Acer didesain untuk dapat dijual dengan harga murah, desain premium, dan kualitas entahlah. Dari pengalaman yang lalu usia produk-produk ACER relatif pendek. Terutama pada produk kelas bawah.
- Kenapa bukan HP/COMPAQ?
Alasan saya sama dengan alasan untuk tidak membeli ACER. Bahkan dengan persepsi yang lebih buruk.
- Kenapa bukan SAMSUNG?
Samsung relatif baru dalam pasar notebok/netbook. Mungkin akan saya pertimbangkan kemudian sembari mencari-cari informasi mengenai samsung.
- Kenapa bukan DELL?
Pasar DELL tidak terlalu ramai di Indonesia. Kemungkinan layanan purnajualnya tidak se-oke yang lebih laris.
- Kenapa bukan merek lokal/Cina seperti (AXIOO/ADVAN/ZYREX/BYON/dll)?
Sebagian besar (mungkin semua) produk mereka tidak diproduksi sendiri. Hanya melabeli (menempeli merek) pada produk-produk partner yang mereka percaya sebagai OEM-nya. Dengan kualitas entahlah dan durabilitas yang embuhlah tentu bukan pilihan yang tepat untuk investasi jangka panjang.
...
Ada komentar?
Untuk sekedar saran atau koreksi, atau kritik, atau sanggahan, mungkin?