Jumat, 10 April 2020

Beberapa Hal yang Terjadi selama Empat Pekan 'Social/Physical Distancing'?

Tempat kerja WfH pakai kokpit simulator balap

Virus korona tidak terasa telah menghantui semua orang di seluruh penjuru bumi. Ramai-ramai tiap wilayah dengan pemimpinnya berusaha mengatur strategi kebijakan untuk melindungi warganya. Tak terkecuali di Indonesia.

Presiden telah menginstruksikan kepada kita, semua orang yang tinggal di Indonesia untuk melaksanakan physical distancing, work from home, dan sebagainya. Semua ini merupakan hal-hal yang harus diupayakan bersama untuk menekan laju infeksi virus korona.

Genap empat pekan saya dan istri mulai menjalankan physical distancing dan work from home. Kami tidak keluar rumah kemanapun jika tidak ada alasan yang mendesak. Saya berbelanja sekitar sepuluh hari sekali untuk membeli bahan-bahan kebutuhan pokok. Ya, hanya saya. Istri tetap di rumah untuk mencegah risiko paparan.

Dalam empat pekan banyak hal yang kami lakukan yang biasanya tidak pernah kami lakukan. Penyesuaian demi penyesuaian kami lakukan. Ada hal-hal dan kebiasaan yang ditinggalkan, dan ada pula hal-hal dan kebiasaan baru yang kami jalankan.

WfH - Ongkos Transportasi

Rutinitas berubah drastis dari yang biasanya melakukan berkendara berangkat dan pulang kerja, kini tidak lagi dilakukan. Pengeluaran untuk biaya operasional transportasi pun jadi berkurang amat drastis.

WfH - Biaya Listrik

Agaknya kami tidak bisa terlalu gembira atas berkurangnya ongkos transportasi. Berpindahnya tempat kerja dari kantor ke rumah menyebabkan komputer, salah satu alat elektronik yang memakan daya listrik cukup besar, harus menyala hingga dua belas jam sehari.

Selain itu keputusan saya untuk memindahkan komputer kerja ke dalam kamar (satu-satunya ruangan di rumah yang ada AC) juga menyebabkan konsumsi listrik meningkat. Hal ini tentu disebabkan karena komputer yang terus memproduksi hawa panas dan menambah beban kerja AC.

Tentu kedua hal tersebut menyebabkan konsumsi daya listrik naik dan pengeluaran untuk membeli pulsa listrik meningkat. Namun dari hitungan kasar jauh ini sepertinya biaya tambahan listrik ini impas dengan penghematan yang terjadi dari pengeluaran transportasi.

Tidak Lagi Pakai Jasa Laundry - Cuci Baju Sendiri

Kehati-hatian (dan kekhawatiran) kami terhadap paparan virus korona juga membuat kami memutuskan untuk berhenti menggunakan jasa laundry. Sebagai gantinya, kami mencuci sendiri pakaian kami. Bagaimana eksekusinya?

Well, rumah kontrakan kami mungil, tak banyak  ruang untuk menjemur dan menempatkan mesin cuci, dan juga karena selama ini hanya mengandalkan jasa penatu (binatu/laundry), membuat kami harus mengatur strategi.

Kami mencuci dalam jumlah kecil di ember kecil dengan metode merendam dan kucek sebentar. Kemudian kami jemur. Ketika satu kloter sudah berderet rapi di tempat jemur, kami kembali merendam lagi beberapa pakaian. Lalu setelah kloter pertama kering dan diangkat dari jemuran, barulah kloter kedua dilanjutkan prosesnya hingga tahap jemur kemudian menyiapkan lagi kloter ketiga untuk direndam. Begitu seterusnya.

Selain itu karena kami hanya di rumah, kami berusaha hanya mengenakan pakaian yang ringan untuk dicuci sehingga dapat meringkankan pekerjaan cuci pakaian.

Tidak Jajan Makanan Jadi - Masa Sendiri Tiap Hari

Memang biasanya kami lebih sering memasak sendiri makanan kami sehari-hari meski tak jaran juga kami keluar untuk rekreasi mulut, atau sekedar jeda istirahat dari memasak. Namun kini kami memutuskan berhenti membeli makanan jadi sehingga kami harus masak tiap hari tanpa kecuali.

Untungnya hal ini tidak terlalu sulit bagi kami. Kami sudah terbiasa untuk makan satu kali sehari, atau maksimal dua kali. Bukan apa-apa, kami hanya menyadari kebutuhan konsumsi makan kami memang tidak terlalu banyak karena tubuh kami yang kecil dan gaya hidup sedentary.

Karantina dan Sterilisasi Barang Dari Luar

Apapun yang kami beli dari luar akan kami karantina dan sterilkan terlebih dahulu. Ruang tamu kami jadikan ruang transit karantina untuk berbagai macam barang seperti belanjaan, paket, juga uang.

Jika barang hendak segera dipakai, maka segera kami bongkar dari bungkus, buang bungkus, kemudian kami cuci dengan sabun atau semprot dan lap dengan cairan disinfektan. Jika tidak buru-buru maka akan kami biarkan saja di sana sampai dirasa perlu untuk dimanfaatkan. Bisa dibayangkan betapa berantakan ruangan tersebut. Hehe.

Mandi Setelah Bepergian

Memang saya baru tiga atau empat kali pergi dan itupun untuk keperluan belanja. Namun dari awal kami sudah rancang dan sepakati SOP bepergian diantaranya setelah sampai rumah segera lepas pakaian untuk dicuci dan segera mandi.

Hal ini penting bagi kami sebagai salah satu langkah untuk berusaha menekan paparan dari virus korona yang mungkin saja menempel di badan atau pakaian selama bepergian.

Lupa Hari

Kalian pasti paham. Hehehe.