Minggu, 17 Maret 2013

Kenapa egablog.web.id Menggunakan DISQUS

Salah satu hal krusial yang menurut saya sebaiknya dimiliki oleh semua blog adalah kotak komentar. Di kotak komentar pengunjung dapat menyampaikan pendapat, pertanyaan, atau apapun yang dipikirkan mengenai topik artikel penulisnya.

Tiap-tiap penyedia layanan blog populer sudah pasti menyediakan fasilitas ini. Hanya saja tiap layanan blog sudah memiliki kotak komentar dengan paten fasilitas dan gaya masing-masing. Ketidak cocokan pemilik blog/situs dengan gaya kotak komentar yang sudah ada kadang memaksa pemilik blog/situs memasang kotak komentar dari pihak ketiga.

Ilustrasi : pengunjung egablog.web.id menulis komentar

Salah satunya adalah blog saya egablog.web.id yang kini menggunakan fasilitas kotak komentar dari DISQUS. Bukan tanpa alasan saya memilih DISQUS. Berikut akan saya coba ulas mengenai alasan menggunakan DISQUS, serta kelebihan, dan kekurangan DISQUS.

Latar Belakang
Sebelum menggunakan pada awalnya, egablog.web.id menggunakan kotak komentar asli Blogger. Kemudian pada era dimana Facebook naik daun dan kotak komentar Facebook dirilis, saya akhirnya memutuskan untuk menggunakan 'juga' kotak komentar Facebook.

Benar! Saya memang menggunakan keduanya dalam setiap halaman artikel. Kenapa keduanya? Karena kedua kotak komentar tersebut memiliki dua target pengguna yang berbeda.

Kotak komentar Facebook saya sediakan untuk seluruh pengunjung pengguna Facebook  Menurut saya mereka akan lebih tertarik untuk berkomentar. Karena pada saat sesi Facebook aktif pada browser mereka, maka foto profil Facebook akan muncul di kotak komentar Facebook  Hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengguna Facebook  Terbukti! Jumlah komentar melalui kotak komentar Facebook hingga terakhir kali terpasang di egablog.web.id mencapai puluhan ribu komentar.

Lain lagi dengan kotak komentar fasilitas asli Blogger. Banyak aspek yang menurut saya menyebabkan pengunjung, terutama bukan dari kalangan penulis blog, untuk malas berkomentar. Yang pertama adalah tidak tersedianya facebook sebagai pilihan akun untuk berkomentar. Yang kedua formulir komentar berada di ujung paling bawah. Berbeda dengan formulir komentar Facebook yang berada di atas.

Bagi kalangan pemilik blog pun tidak terlalu menarik. Pengunjung cenderung berkomentar sebagai "anonim". Disamping komentar yang tidak terlalu ramai akibat dari seperti yang saya jelaskan di paragraf sebelumnya. Terbukti di kotak komentar Blogger hanya berhasil mencetak sekitar 2000 komentar pada periode 2008-2012 dari 165 butir artikel di egablog.web.id.

Disqus Mengintegrasikan Keduanya (+)
Tak bisa disangkal. Hal ini yang menjadi alasan awal saya beralih ke DISQUS. Dengan kenetralannya, DISQUS memungkinkannya menyediakan empat jenis pilihan indentitas untuk berkomentar. Identitas yang didukung oleh DISQUS diantaranya akun Twitter, Facebook, Google Plus, DISQUS, dan nama dengan alamat email.

Sehingga dengan menggunakan DISQUS saya tidak perlu lagi memasang dua kotak komentar yang masing-masing formulir komentarnya terpisah jauh dengan kedua komentar masing-masing kotak komentar. 

Wajib Menggunakan Email (-)
Kewajiban pengunjung untuk memasukkan email dan tidak dapat berkomentar dengan nama saja sepertinya bisa jadi akan membuat beberapa orang enggan berkomentar. Apalagi seperti egablog.web.id yang pengunjungnya rata-rata usia SD dan SMP.

Alasan-alasan yang bisa saja salah satunya lupa email. Tetapi menurut saya mereka yang lupa email kemungkinan besar memiliki akun facebook. Jadi sudah ada sokongan dari keberadaan pilihan akun facebook untuk berkomentar. Kemungkinan alasan lain adalah tidak punya email. Hemat saya tidak punya email tentunya tidak punya facebook. Tidak bunya facebook bisa jadi tidak terlalu dekat dengan internet. Jadi kemungkinan besar mereka tidak akan berkomentar karena tidak dapat menduga juga bahwa alamat email dapat diisi dengan alamat yang tidak valid.

Belum Tersedia Pilihan Bahasa Indonesia Pada DISQUS (-)
Masih dengan sebab utama yang sama, yaitu kalangan pengunjung usia SD hingga SMP. Bahasa Inggris yang jadi satu-satunya pilihan bahasa yang memungkinkan dipasang di blog saya juga bisa jadi masalah. Kata-kata "sign-in with", "pick name", "register", "preserve your name", bisa menjadi kebingungan bagi calon komentator. Meskipun kemungkinan besar pengunjung sudah dekat dengan dunia internet seperti facebook, tapi secara default facebook menggunakan bahasa Indonesia jika diakses dari wilayah Indonesia. Berbeda dengan era awal internet saya yang masih jarang situs luar negeri berbahasa Indonesia sehingga memaksa saya memahami 'bahasa internet' secara perlahan.

Diskusi Realtime (+)
Alasan lain saya menggunakan DISQUS yaitu mesin yang memungkinkan diskusi terjadi secara realtime. Tidak seperti kotak komentar Blogger yang bahkan setiap kali mengirimkan komentar akan membuka ulang seluruh halaman. Dengan DISQUS selain komentar langsung masuk tanpa muat ulang halaman, juga jika ada pengunjung lain berkomentar maka akan langsung muncul notifikasi untuk memuat komentar terbaru. Tanpa muat ulang halaman.

Hal ini menjadi keuntungan tersendiri karena tidak jarang ada pengunjung yang bertanya banyak hal dalam satu sesi seperti konsultasi.

Dukungan Gravatar (+)
Gravatar adalah sebuah layanan yang disediakan oleh Automattic. Penyedia layanan yang sama dengan Wordpress, IntenseDebate dan produk terkenal lainnya. Layanan ini fokus pada fasilitas 'setor muka'. Dimana kita dapat membuat profil, dan memajang foto. Kemudian jika kita berkomentar pada layanan komentar yang mendukung gravatar, maka alamat email yang kita masukkan akan berperan sebagai 'tanda pengenal gravatar'. Foto akan muncul berdasarkan email yang terdaftar pada Gravatar.

Dengan adanya Gravatar, pengunjung dapat dengan mudah menunjukkan foto identitasnya hanya dengan alamat email.

Tidak Tersedianya Kolom URL (-)
Untuk pengguna non ID, Blogger hanya menyedikan kolom Nama dan URL. Sedangkan DISQUS adalah kebalikannya, hanya menyediakan kolom Nama dan Email. Dengan keberadaan kolom email inilah yang memungkinkan DISQUS dapat menampilkan foto Gravatar. Namun di sisi lain absendi kolom URL bukanlah hal yang menyenangkan bagi pengunjung dari kalangan pemilik blog. Karena mereka tidak dapat secara langsung mencantumkan link ke blog/situs miliknya pada namanya.

Tetapi sebenarnya hal ini dapat disiasati oleh calon pengomentar dari kalangan pemilik blog/situs itu sendiri. Yaitu dengan mendaftarkan diri di akun DISQUS, kemudian mencantumkan alamat blog/situs miliknya pada formulir yang telah disediakan DISQUS. Sehingga jika nama pada komentar DISQUS diklik, akan muncul profil singkat dengan alamat blog/situs tercantum di sebelah nama.

Cotoh profil mini DISQUS

Ukuran File DISQUS Besar dan Berat (-)
Tidak bisa dipungkiri. Dengan segala fasilitas dan kelebihannya, DISQUS menggunakan library file utama berukuran besar yang tentu saja menyebabkan lamanya waktu pemuatan kotak komentar DISQUS itu sendiri. Mungkin tidak menjadi masalah di negara-negara maju dimana koneksi internet rata-rata kecepatannya mencukupi untuk jaman sekarang. Tapi di Indonesia sampai pada hari ini rata-rata kemampuan koneksi internet masih rendah karena durasi penggunaan didominasi oleh Fair Usage Policy seperti Smartfren dan penyedia jasa internet lainnya.

Pihak DISQUS sendiri secara resmi menyatakan bahwa DISQUS tidak memungkinkan untuk menempatkan library utama yang berukuran besar tersebut di server-server CDN (Content Delivery Network) yang padahal dapat membantu mengurangi beban loading yang lama.

Pada keadaan tertentu seperti ketika kecepatan koneksi sangat tidak mendukung, terkadang DISQUS sama sekali tidak muncul. Sehingga tentu membuat pengunjung mengurungkan niat untuk menyampaikan pendapatnya melalui kotak komentar.

Moderasi Komentar Melalui Email (+)
Dengan fasilitas ini, saya sebagai pemilik sekaligus moderator blog tentu sangat diuntungkan. Tiap komentar yang masuk langsung dikirim pemberitahuannya lewat email. Akun email pun telah terhubung ke perangkat genggam Android milik saya. Sehingga tiap kali ada komentar baru saya dapat dengan cepat mengetahuinya.

Selain dari sekedar pemberitahuan komentar baru, moderasi komentar seperti menghapus, memasukkan ke folder spam, dan membalas pesan dapat saya lakukan langsung melalui email dengan perintah-perintah tertentu. Meski begitu, saya tetap berharap akan ada aplikasi Android khusus untuk dasbor moderasi DISQUS.

---

DISQUS menarik bukan? Tapi bukan berarti tidak memiliki kelemahan atau kekurangan. Segala hal selalu memiliki sisi plus dan minus. Dan untuk egablog.web.id saya memilih menggunakan DISQUS. Tetapi dengan beberapa kekurangan diatas, saya rasa blog.tipituner.net belum bisa menggunakan DISQUS.

Jika ada saran, kritik, komentar ataupun pertanyaan, silahkan sampaikan pada formulir komentar yang telah disediakan dibawah. Salam :)

---

Tambahan, Minggu 17 Maret 2013 jam 20.30 WIB

Opsi Impor Komentar (+)
Satu hal yang terkadang membuat pemilik blog mengurungkan niatnya mengganti sistem komentar bawaan dengan sistem komentar eksternal adalah hilangnya komentar yang telah diposting dari kotak komentar lama. Tapi kekhawatiran ini terjawab dengan adanya fasilitas impor komentar yang disediakan DISQUS.

Komentar yang dapat diimpor ke DISQUS diantaranya adalah komentar Wordpress, Blogger, MoveableType, JS-Kit Echo, IntenseDebate, dan platform komentar lainnya yang menggunakan format  data WXR XML untuk di impor ke DISQUS.

Berkat fasilitas ini, semua komentar lama egablog.web.id tetap tampil di sistem komentar DISQUS. Tetapi sayangnya sistem komentar impor tidak dapat dilakukan dari kotak komentar milik Facebook. Sehingga komentar egablog.web.id yang jumlahnya puluhan ribu harus direlakan dan harus ikhlas menerima kurang dari 3000 komentar Blogger.

Singkron Otomatis ke Sistem Komentar Blogger (+)
Lalu apa yang terjadi jika kita memutuskan untuk kembali ke sistem komentar konvensional Blogger? Untungnya, komentar DISQUS juga dapat disetting untuk singkron otomatis ke Blogger. Tiap kali ada komentar masuk, otomatis akan tersimpan juga sebagai komentar Blogger. Jadi pemilik blog pada platform Blogger tidak perlu khawatir komentarnya akan hilang jika kelak sistem komentar DISQUS dicopot.