Sabtu, 16 Maret 2013

Dirundung Empat Cobaan Teknologi Informasi

Nasib sedang tidak terlalu baik. Hampir dalam satu waktu, saya diliputi empat cobaan (TI) sekaligus. Kenapa saya sebut cobaan TI? Karena tentu empat cobaan yang saya maksudkan ada sangkut pautnya dengan teknologi informasi. Empat cobaan yang membuat saya begitu sibuk akhir-akhir ini. Jika biasanya saya tiduran sejak bangun tidur hingga menjelang tidur, maka kali ini saya menghadapi elektronik dari bangun tidur hingga menjelang tidur.

Kedengarannya buruk. Ya! Memang buruk. Diawali dari rusaknya netbook kesayangan yang baru saja menginjak usia satu tahun kepemilikan. Dilanjutkan dengan rusaknya tablet yang belum genap satu bulan sejak saya beli. Kemudian kebijakan baru paket langganan Smartfren unlimited yang memaksa saya beralih ke penyedia jasa internet lain. Dan yang terakhir Flexi, penyedia jasa internet yang saya andalkan menjadi alternatif pengganti Smartfren ternyata dengan metode pemakaian saya kurang berjalan mulus.

Rusaknya netbook kesayangan

Netbook dengan merek Asus seri EeePC 1015BXO yang saya beli sekitar setahun yang lalu ini mengalami kerusakan yang entah saya belum tahu solusinya. Jadi netbook ini selalu membeku sistemnya (freeze/hang) ketika dalam kondisi berikut.
  1. Netbook menyala
  2. Terhubung ke sumber arus AC (dicharge)
  3. Suhu diatas 70 derajat celcius
  4. Terjadi proses
  5. BEKU
Sebagai informasi, netbook saya menggunakan sistem operasi Ubuntu 12.04 (Precise Pangolin). Kalau anda berfikir kerusakan ada pada perangkat lunak, mungkin tidak sepenuhnya benar. Karena pembekuan proses terjadi bahkan ketika belum masuk sistem operasi, masih berada pada bios. Sudah saya coba untuk membongkarnya. Namun tak ada hasil karena memang saya tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah dibongkar.

Membongkar netbook Asus EeePC 1015BX0

"Usianya baru satu tahun, kenapa tidak digaransikan saja?"

Ya karena memang garansi Asus untuk produk komputer jinjing mini hanya satu tahun. Jadi masa garansi dimana saya dapat menukarkan komponen yang rusak memang sudah habis. Andai saja ternyata saya keliru, tetap tidak bisa digaransi. Karena sudah saya bongkar.

Saya coba tanyakan ke seorang teman yang bekerja di pusat perbaikan komputer jinjing. Tapi katanya untuk memperbaiki kerusakan semacam itu membutuhkan suatu proses yang bukan tanpa resiko. Pikir saya, sementara biar saja seperti ini dulu. Toh selama tidak terhubung ke sumber arus AC tidak ada masalah. Jadi tidak seperti sebelumnya yang selalu saya hubungkan ke arus AC baik ketika digunakan ataupun tidak. Sekarang kedua kegiatan mengisi baterai dan menggunakannya harus terpisah. Meski begitu, sekarang saya jadi lebih sering di depan komputer desktop ketimbang komputer jinjing mini.

Rusaknya tablet baru

Yang ini sedikit miris. Tablet yang belum satu bulan sejak saya beli rusak setelah dihantam oleh adik saya yang berusia (sekitar) dua tahun. Tablet dengan merek Ainol seri Novo 7 Crystal ini awalnya saya belikan untuk ibu dan adik-adik saya yang masing-masing berusia setara kelas 2 SMP, kelas 5 SD dan kelas 3 SD sebagai media belajar membaca Quran dan menghafal Quran. Selain itu harapan saya tablet ini dapat mengurangi beban konsumsi daya komputer. Mengingat konsumsi daya tablet (mungkin) bisa sampai lebih dari seper dua puluh komputer, pemangkasan konsumsi daya dapat signifikan karena sebelumnya komputer menyala 24 jam sehari dan hanya dimatikan sekali waktu dalam seminggu.

Gejala kerusakan tablet ini kebalikan dari gejala kerusakan netbook. Jika netbook sebaiknya tidak diisi dayanya ketika digunakan, tablet ini justru tidak dapat menyala tanpa terhubung ke sumber daya listrik AC. Seolah jalur baterai ke perangkat elektronik didalamnya tidak terhubung dengan baik. Dilihat dari statistik baterai dari sistem operasi juga terlihat baterai hilang timbul. Tablet ini juga sudah coba saya bongkar. Tetapi hasilnya nihil karena saya juga tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Membongkar Ainol Novo 7 Crystal

"Usianya baru 1 bulan, kenapa tidak digaransikan saja?"

Sebelumnya tablet ini pernah terjatuh ketika dibawa oleh adik ~2 tahun. Karena tablet ini didesain tanpa sekrup, seketika salah satu sisi tablet yang yang terdapat segel terbuka, atau istilah jawanya "mengkap". Akibatnya segel garansi sobek terpisah menjadi dua.

Kebijakan baru Smartfen

Smartfren yang sekitar satu tahun telah menemani saya dengan paket reguler yang biaya langganannya 50 ribu rupiah setiap bulan ini telah mengubah FUP nya dari harian ke bulanan. Akibatnya saya harus rela menggunakan kecepatan rendah ketika kuota sudah melebihi batas wajar. Mengingat penggunaan saya cukup tinggi maka kuota habis dalam waktu sekitar tiga hari saja. Tapi sayangnya, kecepatan koneksi pasca FUP pada kenyataannya terlalu rendah dan sulit untuk saya tolerir sehingga saya tidak rela dan harus berpindah ke produk lain.

Migrasi ke Flexi tidak semulus yang dibayangkan

Setelah mencari-cari alternatif produk dari penyedia jasa internet lain, pilihan jatuh kepada FlexiNet Unlimited. Salah satu produk Telkom. Dengan harga yang sama dengan paket reguler Smartfren yaitu sekitar 50 ribu rupiah, saya dapat menikmati koneksi melalui jaringan CDMA 2000 1X dengan kecepatan maksimal 153 kbps. Dimana kecepatan tersebut adalah kecepatan yang sama dengan yang dijanjikan Smartfren unlimited pasca FUP. Bedanya pada relaita, kecepatan FlexiNet lebih mendekati 153 kbps dibanding Smartfren pasca FUP yang ketika saya tes hanya mendapatkan kecepatan sekitar 56 kbps saja.

Kartu Flexi Irit

Tapi ternyata Flexi yang saya gunakan ini tidak berjalan mulus jika digunaka di router TL-MR3220. Padahal keberadaan router inilah yang menjadi ujung tombak penghematan konsumsi daya listrik komputer yang sehari menyala 24 jam menjadi kurang dari 12 jam saja.

Gejala ketidak-mulusan FlexiNet terlihat dari indikasi-indikasi berikut :
  • Komputer + EC1261-2 + Smartfren = normal
  • TL-MR3220 + EC1261-2 + Smartfren = normal
  • Komputer + EC1261-2 + FlexiNet = normal
  • TL-MR3220 + EC1261-2 + FlexiNet = tidak normal
Ketidak-normalan yang saya maksud adalah koneksi terputus dengan waktu acak. Kadang bisa 30 menit bertahan, kadang hanya 5 menit, bahkan kadang persis setelah terkoneksi. Kemudian koneksi terputus secara tiba-tiba dengan indikasi lampu led biru yang menyala 2x berulang-ulang dan hilangnya koneksi internet. Sebagai informasi, ketika terkoneksi maka lampu led biru akan berkedip secara berterusan.

---

Pada akhirnya saya sadar. Ini memang betul-betul cobaan yang harus saya jalani dengan tabah. Kata orang-orang bijak, cobaan seperti musibah dan kesulitan adalah seperti tempaan yang akan membuat diri menjadi lebih tangguh =D